Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Pramuka Keren

Sebagian anak-anak era saat ini Pramuka seolah dianggap suatu organisasi yang jadul, cupu, atau tidak keren. Wah, benarkah demikian? Sudut pandang yang diambil oleh peserta didik merupakan fakta akan apa yang mereka lihat secara langsung. Menyenangkan atau tidaknya tentu terjadi karena sebuah system pendidikan yang dilakukan oleh seorang pembina Gugus Depan. Jika pembina mau memasukkan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan, meski hanya untuk menghibur dari kejenuhan latihan, mungkin akan mampu menambah semangat peserta didik. Dalam hal ini bisa juga memasukkan materi Jurnalistik, Fotografi, Sinematografi, ataupun Blogger. Laju zaman terus berkembang. Kita tak bisa menolak sedikitpun kemajuan teknologi, atau kita sendiri yang akan tertinggal. Inovasi adalah kunci dari kesuksesan pendidikan kepramukaan. Kita tidak bisa fanatik dan terpaku pada pola-pola lama yang cenderung membosankan peserta didik. "Berinovasi Berarti Bertambah Mahal" Beberapa  hari yang lalu b

Sandi Semaphore

        1.Sekilas Tentang Semaphore           Semaphore adalah cara pengiriman informasi jarak jauh secara visual (Optical Telegraph) menggunakan kombinasi kedua belah tangan.Agar mudah dilihat,pengiriman isyarat semaphore biasanya memegang benda seperti bendera,dayung atau benda lain yang mencolok.Bisa juga dilakukan dengan tangan kosong atau sarung tangan yang berwarna kontras dengan latar belakang.Apabila pengiriman berita dilakukan saat malam hari,pengirim memegang benda bercahaya seperti lampu senter,lampu tongkat atau semacamnya.Informasi yang dikirimkan berupa huruf-huruf yang dibentuk oleh kombinasi kedua belah tangan pengirim.           Perangkat optical telegraph yang diterapkan dilapangan pertama kali pada tahun 1792 di Perancis.Perangkat tersebut diciptakan oleh Claude Chappe dan saudaranya.Mereka berhasil membangun 556 menara pengirim semaphore yang saling terhubung secara visual hingga mencapai total jarak 4.800 Km.Perangkat ini digunakan untuk kebutuhan militer

Sandi Morse

               A.   Sekilas Tentang Morse Kode morse adalah cara pengiriman informasi berupa huruf,angka,tanda baca,dan sinyal dalam bentuk titik dan garis. Kode ini diciptakan oleh Samuel F. B. Morse dan Alfred Vail pada tahun 1836. Hingga saat ini kode morse tetap populer dikalangan pengguna radio amatir. Penggunaan paling terkenal adalah untuk mengirimkan sinyal darurat “SOS” . SOS bukambuah singkatan, tetapi dipilih karena mudah dikirim dengan kode morse. 3 titik – 3 garis – 3 titik. Sejak 1836, Fisikawan asal Amerika Serikat Samuel F. B. Morse dan Alfred Vailmengembangkan sebuah telegrap elektrik. Telegrap ini mengirimkan sinyal arus listrik melalui kabel yang dihubungkan dari pengirim ke penerima. Untuk itu, ia perlu mengembangkan sebuah kode agar sinyal tersebut dapat diartikan sebagai huruf. Dari keutuhan inilah Morse mengembangkan koe morse yang menjadi dasar kode morse moderen yang dipakai saat ini secara internasional. Kode Mose mulai deikembangkan, singga oper

Tanda Pengenal Gerakan PRAMUKA

        Pada pakaian seragam harian disematkan beberapa tanda yang pemakaianya juga diatur oleh kwartir nasional.   Aturan tersebut diantaranya : ·          a.  Keputasan kwarnas No.175 Tahun 2012 tentang petunjuk penyelnggaraan tanda penghargaan               gerakan PRAMUKA. ·          b. Keputusan kwarnas no.005 Tahun 1989 tentang petunjuk penyeknggaran tanda satuan gerakan            PRAMUKA. ·          c. Keoutusan Kwarnas No.060 Tahun 1986 tentang Tanda pengenal nama diri. ·          d. Kep kwarnas No.055 tahun 1982 tentang petunjuk penelenggara tanda pengenal gerakan                      PRAMUKA            Tanda penenal gerakan pramuka dikenakan pada pakaian seragam harian pramuka atau seragam khusus upacara. Tanda pengenal PRAMUKA dikelompokan menjadi : ·       1. Tanda Umum ·       2. Tanda satuan ·       3. Tanda jabatan ·       4. Tanda kecakapan ·       5. Tanda penghargaan           A. Tanda Umum Tanda umum adalah tanda pengenal yang

Lambang Negara

                                                                                              Sejarah penciptaan lambang negara Republik Indonesia dimulai pada tahun tanggal 10 Januari 1950 dengan Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II. Panitia Teknis ini diketuai oleh Muh. Yamin dengan beranggotakan Ki Hajar Dewantara, M A Pellaupessy, Moh Natsir dan RM Ng Poerbatjaraka. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah.           Panitia Lencana Negara kemudian memilih dua rancangan lambang negara masing-masing ciptaan Sultan Hamid II (Sultan Pontianak sekaligus Menteri Negara Zonder Porto Folio) dan Muh Yamin. Dan pada tahap selanjutnya rancangan lambang negara yang diterima oleh pemerintah adalah lambang ciptaan Sultan hamid II. Lambang ini mengalami beberapa kali penyempurnaan hingga ditetapkan pemakainannya sebagai lamban